BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Istilah
kembar siam berawal dari pasangan kembar siam terkenal Chang dan Eng Bunker (1811-1874) yang
lahir di Siam (sekarang Thailand).
Kasus kembar siam tertua yang tercatat adalah Mary dan Eliza Chulkhurst dari Inggris yang
lahir pada tahun 1100-an.
Kembar siam adalah keadaan anak kembar yang
tubuh keduanya bersatu. Hal ini terjadi apabila zigot dari
bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna. Kemunculan
kasus kembar siam diperkirakan adalah satu dalam 200.000 kelahiran. Yang bisa
bertahan hidup berkisar antara 5% dan 25% dan kebanyakan (75%) berjenis kelamin
perempuan.
Beberapa
tahun belakangan kehamilan kembar atau lebih dari satu sedang meningkat. Secara
umum, hal ini karena peningkatan penggunaan obat untuk fertilitas (kesuburan),
tapi kehamilan kembar juga dikarenakan sebab lainnya, seperti usia ibu saat
kehamilan, wanita dengan riwayat persalinan yang sering, wanita yang hamil
segera setelah berhenti minum pil KB dan juga lebih tinggi pada orang yang
memilik keturunan atau genetik kembar.
1.2
Tujuan
a)
Untuk mengetahui
proses terjadinya kehamilan kembar siam
b)
Untuk mengetahui
penyebab terjadinya kehamilan kembar siam
c)
Untuk mengetahui
klasifikasi kembar siam
BAB II
LANDASAN
TEORI
A. Definisi
Kembar siam adalah
keadaan anak kembar yang
tubuh keduanya bersatu. Hal ini terjadi apabila zigot dari
bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna.
Banyak faktor diduga sebagai penyebab
kehamilan kembar. Selain faktor genetik obat
penyubur yang dikonsumsi dengan
tujuan agar sel telur matang secara sempurna
juga diduga ikut memicu terjadinya bayi kembar. Alasannya, jika indung
telur bisa memproduksi sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang
matang pada saat bersamaan bisa banyak, bahkan sampai lima dan enam. Selain
itu, penyebab lahirnya bayi kembar siam adalah karena adanya proses pembelahan
sel telur yang tidak sempurna.
B. Proses
Terjadinya Kembar Siam
Secara garis besar kembar dibagi menjadi dua yaitu Monozigot (kembar yang berasal dari satu
telur) dan dizigot (kembar yang berasal dari dua
telur). Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot.
Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi
oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu
bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi
sperma, lalu membelah dua. Masa
pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam
empat waktu, yaitu 0 - 72 jam, 4 - 8
hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan
pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta.
Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput
ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa
saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya
tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa
terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta
masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya
satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar
siam cukup besar. Pasalnya waktu
pembelahannya kelamaan, sehingga sel
telur keburu berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang
pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan
pertama, karena bayi bisa membelah
dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang memengaruhi waktu pembelahan dan
kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya
dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.
C. Klasifikasi
Kembar Siam
Kembar siam itu sendiri yang
kebanyakan berjenis kelamin perempuan, terbagi dalam beberapa jenis kasus yang
didasari posisi pelekatan keduanya. Dari seluruh kembar dempet, kebanyakan
dempet terjadi pada empat anggota tubuh, yaitu dada sebanyak 40 persen, perut
35 persen, kepala 12 persen dan panggul antara enam hingga sepuluh persen.
Ada beberapa jenis kembar siam:
a)
Thoracopagus: kedua tubuh bersatu di bagian
dada (thorax). Jantung selalu
terlibat dalam kasus ini. Ketika jantung hanya satu, harapan hidup baik dengan
atau tanpa operasi adalah rendah. (35-40% dari seluruh kasus)
b)
Omphalopagus: kedua tubuh bersatu di bagian
bawah dada. Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi
biasanya kembar siam jenis ini hanya memiliki satu hati,
sistem pencernaan, diafragma dan organ-organ lain. (34% dari seluruh kasus)
e)
Cephalopagus: bersatu di kepala dengan
tubuh yang terpisah. Kembar siam jenis ini umumnya tidak bisa bertahan hidup
karena kelainan serius di otak.
Dikenal juga dengan istilah janiceps (untuk dewa Janus yang bermuka dua) atau
syncephalus.
f)
Cephalothoracopagus: Tubuh bersatu di
kepala dan thorax. Jenis kembar siam ini umumnya tidak bisa bertahan hidup.
(juga dikenal dengan epholothoracopagus atau craniothoracopagus)
i)
Dicephalus: dua kepala, satu tubuh dengan
dua kaki dan dua atau tiga atau empat lengan (dibrachius, tribrachius atau
tetrabrachius) Abigail dan Brittany
Hensel, adalah contoh kembar siam dari Amerika Serikat jenis
dicephalus tribrachius.
k)
Ischio-omphalopagus: Kembar siam yang
bersatu dengan tulang belakang membentuk huruf-Y. Mereka memiliki empat lengan
dan biasanya dua atau tiga kaki. Jenis ini biasanya memiliki satu sistem
reproduksi dan sistem pembuangan.
l)
Parapagus: Kembar siam yang bersatu pada
bagian bawah tubuh dengan jantung yang seringkali dibagi. (5% dari seluruh
kasus)
D. Persentase
hidup Kembar Siam
Sejumlah kesimpulan medis menyebutkan,
terjadi satu kasus kembar siam untuk setiap 200 ribu kelahiran. Jadi, jika
Indonesia berpenduduk 200 juta, ada peluang 1.000 kasus kembar siam!. Dari
semua kelahiran kembar siam, diyakni tak lebih dari 12 pasangan kembar siam
yang hidup di dunia. Saat dilahirkan kebanyakan kembar siam sudah dalam keadaan
meninggal, yang lahir hidup hanya sekitar 40 persen.
Dari
mereka yang lahir hidup, 75 persen
meninggal pada hari-hari pertama dan hanya 25 persen yang bertahan hidup. Itu
pun sering kali disertai dengan kelainan bawaan dalam tubuhnya (incomplete
conjoined twins). Apakah itu organ pada bagian ekstoderm, yakni kulit,
hidung dan telinga, atau mesoderm yang mencakup otot, tulang dan saraf, atau
bias juga indoderm, yakni bagian organ dalam seperti hati, jantung, paru dan
otak.
Kasus kembar siam di Indonesia
Seperti
halnya belahan dunia lain, kasus kembar siam juga terjadi di Indonesia.
Kemajuan dan kemampuan tenaga medis Indonesia berikut peralatan kedokteran yang
cukup membanggakan, membuat operasi bisa dilangsungkan di Tanah Air. Namun ada
juga yang harus dibawa ke luar negeri. Berikut beberapa kasus kembar siam lainnya
yang terjadi di Indonesia.
Pristian Yuliana dan Pristian Yuliani
Operasi pemisahan kembar siam dempet kepala
Pristian Yuliana dan Pristian Yuliani merupakan kesuksesan besar dalam dunia
kedokteran di Tanah Air karena dempet kepala pertama yang berhasil dipisahkan
di Indonesia.
Yuliana
dan Yuliani lahir di RS Tanjung Pinang, Riau, pada 31 Juli 1987.
Kondisinya saat itu dempet kepala di bagian ubun-ubun (craniopagus vertical).
Saat dioperasi selama 13 jam pada 21 Oktober 1987, mereka masih berusia 2 bulan
21 hari. Proses pemisahan yang dipimpin Prof. Dr. R.M. Padmosantjojo dengan
total 96 dokter, berlangsung di RS Cipto Mangunkusomo dengan biaya Rp 42 juta. Saat ini keduanya
tinggal bersama orangtuanya Tularji dan Hartini di Tanjungpinang, Riau.
Kasus
mereka menjadi momentum. Ini untuk pertama dokter Indonesia berhasil memisahkan
bayi kembar siam yang dempet pada tengkorak kepala. Jarang kembar siam dengan
kondisi seperti mereka yang selamat dari meja operasi. Termasuk yang tidak
selamat itu adalah kembar siam asal Iran Ladan-Laleh Bijani. Kelahiran bayi
kembar siam memiliki rasio 1:200 ribu kelahiran, tetapi kembar dengan bagian
atas kepala menyatu atau craniopagus memiliki persentasi dua persen
dari rasio tersebut. Hanya 15 persen kembar craniopagus hidup hingga usia lima
tahun dan hanya satu yang mencapai usia dewasa.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kasus
B. Asuhan Kebidanan dengan 7 lankah varney
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
No Register : 01298566
Masuk RS Tanggal/Pukul : 07-3-2013 08:00 WIB
Dirawat Di Ruang : Ruang VK
I.
PENGKAJIAN
DATA Tanggal/Pukul : 07-03-2013, 08:00 WIB, Oleh : Bidan
A.
Biodata
Ibu Suami
1.
Nama Istri :
Ny. S Nama
Suami : Tn. R
2.
Umur : 24 th Umur :
26 th
3.
Agama : Islam Agama :
Islam
4.
Suku :
Jawa Suku
:
Jawa
5.
Pendidikan
:
SMP Pendidikan
: SMA
6.
Pekerjaan :
IRT Pekerjaan
: Swasta
7.
Alamat :
Bener Kulon, Ambal-Kebumen
B.
Data Subjektif
1.
Alasan
Dirawat
Ibu mengatakan
ingin melahirkan
2.
Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengatakan
mengeluarkan lendir darah sejak pukul
3. Riwayat
Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus :
28 hari
Lama :
6-7 hari
Sifat darah :
cair dan tidak menggumpal
Teratur/ tidak :
Teratur
Keluhan :
tidak ada
4.
Riwayat
Perkawinan
Status perkawinan : sah Usia kawin pertama : 22 tahun
Menikah ke : 1 kali Lama : 2 tahun
5.
Riwayat
Obstetric : G1 P0 A0 Ah0
Hamil ke
|
Persalinan
|
nifas
|
||||||||
tanggal
|
uk
|
Jenis persalinan
|
penolong
|
komplikasi
|
jk
|
Bb lahir
|
laktasi
|
komplikasi
|
||
1
|
Hamil
sekarang
|
|||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
Riwayat
Kontrasepsi Yang Digunakan
No
|
Jenis kontrasepsi
|
Pasang
|
lepas
|
||||||
tgl
|
oleh
|
tempat
|
keluhan
|
Tgl
|
oleh
|
tempat
|
alasan
|
||
|
Belum
pernah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
Riwayat
kehamilan sekarang
a.
HPM :
14-06-2012 HPL : 21-03-2013
b.
ANC pertama umur kehamilan : 6 minggu
c.
Kunjungan ANC
Trimester
1
Frekuensi : 1 kali Tempat
: BPM Oleh : Bidan
Keluhan : mual muntah, pusing
Terapi : asam folat 3x1, B6 1x1, B12 1x1
Trimester II
Frekuensi : 2 kali Tempat
: BPM Oleh : Bidan
Keluhan : tidak ada
Terapi : Fe 1x1, Vit C 1x1,multivitamin 1x1
Trimester III
Frekuensi : 6 kali Tempat
: BPM Oleh : Bidan
Keluhan : sering kencing, pegal-pegal
Terapi : Fe 1x1, Vit C 1x1
d.
Imunisasi TT : 3 kali
e.
Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu
mengatakan merasakan gerakan janin ± 16 kali dalam 12 jam
8. Riwayat Kesehatan
a.
Penyakit
yang pernah atau sedang diderita (menular,menurun, menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang
menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, PMS) menurun (Hipertensi, DM,
Asma) dan menahun (jantung, ginjal, paru).
b.
Penyakit
yang pernah atau sedang diderita keluarga (menular,menurun, menahun)
Ibu
mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak pernah/sedang menderita
penyakit menular ( TBC, Hepatitis, HIV, PMS) menurun ( Hipertensi, DM, Asma)
dan menahun ( jantung, ginjal, paru).
c.
Riwayat keturunan kembar
Ibu
mengatakan dari pihaknya tidak memiliki riwayat keturunan kembar tetapi dari
pihak suaminya memiliki riwayat kehamilan kembar.
d.
Riwayat operasi
Ibu
mengatakan belum pernah melakukan operasi seperti sesar, usus buntu, kista
e.
Riwayat alergi obat
Ibu
mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat misalnya antibiotik dan
lain-lain.
9.
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
a.
Nutrisi
Makan Minum
Frekuensi : 3 kali/ hari 7-8 kali/ hari
Jenis : nasi, sayur, lauk air putih, teh
Porsi : 1 piring 1 gelas
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
b.
Pola Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1 kali sehari 5-6 kali sehari
Warna : khas feses kuning jernih
Konsistensi : lembek cair
keluhan : tidak ada tidak ada
c.
Istirahat
dan tidur
Tidur Siang Tidur
Malam
Lama : 1 jam/hari 6 jam/ hari
Keluhan : tidak ada tidak
ada
d.
Personal hygine
Mandi :
2 x/hari
Gosok
gigi :
2 x/hari
Ganti
pakaian : 2 x/hari
Mencuci
rambut : 3 x/minggu
e.
Pola seksualitas
Frekuensi : 1 kali/minggu keluhan : tidak ada
f.
Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah
raga)
Ibu mengatakan melakukan aktivitas seperti
memasak, menyapu, mencuci
Ibu
mengatakan rutin melakukan jalan-jalan pagi
g.
Pola pemenuhan kebutuhan terakhir
Makan, tanggal 07-03-2013 jam 06.45 WIB jenis Nasi,Sayur,Lauk
Minum, tanggal 07-03-2013 jam 07.30 WIB jenis Air Putih
BAK, tanggal 07-03-2013 jam 07.45 WIB
BAB, tanggal 07-03-2013 jam 07.45 WIB
Istirahat/tidur, tanggal 06-03-2013 jam 22.00 WIB
10.Kebiasaan
yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan baik dirinya dan keluarga tidak ada yang
merokok
Ibu mengatakan tidak minum jamu
Ibu
mengatakan baik dirinya maupun keluarga tidak ada yang minum minuman
beralkohol.
11.
Psikososiospiritual (persiapan
menghadapi persalinan)
Ibu
mengatakan cemas dan takut dalam menghadapi persalinannya
Ibu mengatakan suami dan keluarganya
sangat mendukung dengan kelahiran bayinya
12.
Pengetahuan ibu (tentang kehamilan,
persalinan dan laktasi)
-
Ibu
mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilan yaitu adanya perubahan pada
dirinya seperti perut membesar karena ada pertumbuhan janin
-
Ibu
mengatakan sudah mengetahui persalinan yaitu adanya tanda-tanda persalinan
seperti pengeluaran lendir darah, perut mules, ada dorongan ingin meneran
-
Ibu
mengatakan akan menyusui bayinya selama 6 bulan pertama kehidupannya
C.
Data
Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
Tanda-tanda vital :
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 84 x
/ menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 36.6 ° C
TB : 155 cm
BB sebelum hamil : 50 kg BB sekarang : 66 kg
2.
Pemeriksaan
Fisik
Kepala :
Mesochepal, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, kulit kepala
bersih, rambut hitam dan lurus.
Wajah :
Ovale, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada bekas luka, tidak ada odem
Mata :
simetris, konjungtiva merah muda, mata bersih, sclera putih, tidak
strabismus, reflex pupil +
Hidung :
simetris, tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut :
bibir lembab warna merah muda, tidak ada karies gigi, gusi tidak berdarah,
tidak ada pembesaran kelenjar tonsil, tidak labioskizis
Telinga :
simetris, tidak ada penumpukan serumen, pendengaran baik
Leher :
tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan vena jugularis
Dada :
tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada bunyi wheezing.
Payudara :
ada pembesaran, aerola hiperpigmentasi, putting menonjol, sudah ada pengeluaran
kolostrum
Abdomen :
tidak ada bekas luka, TFU 2 jari di bawah pusat
Palpasi leopold
Leopold I :
Pada bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II :
Pada bagian kiri perut ibu teraba keras, datar, memanjang seperti papan
(punggung)
Pada
bagian kanan perut ibu teraba keras, datar, memanjang seperti papan (punggung)
Leopold III :
Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat, melenting (kepala)
Leopold
IV : Pada bagian terendah janin
tidak masuk panggul
Palpasi Supra Pubic :
tidak dilakukan
Osborn Test : tidak dilakukan
TFU Menurut Mc Donald : 38 cm TBJ : (38-11)x155=4185 gram
His :
2 kali dalam 10 menit lama kurang dari 20 detik
Auskultasi DJJ :
140 x/menit di bagian kanan perut ibu, 144 x/menit di bagian kiri perut ibu
Ekstremitas
Atas :
simetris, gerakan aktif, tidak terdapat oedema, kuku tidak pucat, LILA 25
Cm
Bawah :
simetris, gerakan aktif, tidak terdapat oedema, kuku tidak pucat, reflex
patella +/+, tidak ada varises.
Genetalia :
vagina bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini, tidak ada varises,
tidak ada tanda infeksi
Anus : tidak ada hemoroid
Pemeriksaan panggul (bila perlu)
:tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam tanggal : 07-03-2013 jam : 08.15 WIB
Indikasi :
Pengeluaran lendir darah, Kenceng-kenceng teratur
Tujuan : Untuk
mengetahui apakah ibu sudah masuk fase persalinan atau belum
Hasil : VU
tenang, dinding vagina licin, portio teraba tebal kaku mencucu, pembukaan 1 cm,
selket (+), STLD (+), AK (-)
3. Pemeriksaan Penunjang Tanggal:
- Pukul : -
Tidak ada
4.
Data
Penunjang
USG
terdapat janin ganda
Protein
urine (-)
Hb :
11,1 gr/dl
II.
INTERPRETASI
DATA
1.
Diagnosa kebidanan
Ny. S umur 24 tahun G1 P0 A0 UK 37+2 minggu
janin hidup ganda intrauterin PUKA PUKI preskep dengan kembar siam
Data
Dasar :
Ds:
- Ibu
mengatakn berumur 24 tahun
- Ibu
mengatakan ini kelahiran anak pertama dan belum pernah kegguguran
- Ibu
mengatakan HPHT 14-06-2012
Do:
Tanda-tanda vital :
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 84 x
/ menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 36.6 ° C
TB : 155 cm
BB sebelum hamil : 50 kg BB sekarang : 66 kg
Palpasi
leopold :
Leopold I :
Pada bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II :
Pada bagian kiri perut ibu teraba keras, datar, memanjang seperti papan
(punggung)
Pada
bagian kanan perut ibu teraba keras, datar, memanjang seperti papan (punggung)
Leopold III :
Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat, melenting (kepala)
Leopold
IV : Pada bagian terendah janin
tidak masuk panggul
TFU
Menurut Mc Donald : 38 cm TBJ
: (38-11)x155=4185 gram
Hasil Pemeriksaan Dalam : VU tenang, dinding vagina licin,
portio teraba tebal kaku mencucu, pembukaan 1 cm, selket (+), STLD (+), AK (-)
2.
Diagnosa
Masalah
cemas
Data Dasar
:
Ds:
- Ibu
mengatakan cemas dengan keadaan janinnya
- Ibu
mengatakan takut menghadapi persalinannya
Do:
- Ibu
terlihat gelisah dan mengeluarkan banyak keringat
III.
IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV.
TINDAKAN SEGERA
1.
Mandiri
Tidak ada
2.
Kolaborasi
Tidak ada
3.
Merujuk
Tidak ada
V.
PERENCANAAN TANGGAL : 07-03-2013 JAM : 08.20 WIB
1. Beritahu ibu hasil dari pemeriksaan
2. Beritahu ibu tentang keadaan janinnya
3. Beri motivasi dan dukungan pada ibu dan keluarga
4. Beri ibu nutrisi
5. Beri tahu suami dan kelurga bahwa ibu akan di rujuk
6. Lakukan rujukan
7. Dokumentasi
VI.
PELAKSANAAN TANGGAL
: 07-03-2013 JAM :
08.30 WIB
1. Memberitahu ibu hasil dari pemeriksaan bahwa keadaan
ibu baik yaitu TD
: 120/90 mmHg, Nadi : 84 x / menit, RR : 20 x / menit, Suhu : 36.6 ° C, pembukaan : 1 cm ibu sudah masuk dalam
fase persalinan.
2. Memberitahu
ibu tentang keadaan janinnya, bahwa janin dalam keadaan sehat denyut jantung
normal.
3. Memberikan
motivasi dukungan moral, spiritual dan social kepada ibu dan keluarga yaitu ibu
tidak perlu khawatir dengan kondisi janinnya saat ini, Ibu dan keluarga harus
tetap berdoa supaya persalinannya dapat berjalan dengan lancar.
4. Memberikan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kepada ibu yaitu makan dan minum.
5. Memberitahu
suami dan keluarga bahwa ibu akan di rujuk karena keadaan bayi yang tidak
memungkinkan untuk dilakukan proses persalinan dengan normal.
6. Melakukan
rujukan ke RSUD Kebumen yang memiliki
penanganan kegawat daruratan obstetric
7. Melakukan
dokumentasi
VII.
EVALUASI TANGGAL : 07-03-2013 JAM : 09.00 WIB
1. Ibu sudah mengetahui keadaannya, ibu menganggukkan
kepala ketika diberikan penjelasan oleh bidan.
2. Ibu telah mengetahui keadaan janinnya, ibu
mengatakan akan menerima dengan ikhlas keadaan janinnya.
3. Ibu dan keluarga sudah merasa lebih tenang setelah
mendapat dukungan dan motivasi dari bidan.
4. Ibu sudah makan dan minum
5. Suami dan keluarga sudah mengerti bahwa ibu akan
dirujuk dan menyetujui setelah mendapat penjelasan dari bidan
6. Ibu telah di rujuk ke RSUD Kebumen
No comments:
Post a Comment