INFEKSI MENULAR SEKSUAL
A.
Pegertian IMS (Infeksi Menular
Seksual)
Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS)
atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually
Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD). Dimana
pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat
hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga penyakit
kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada di
kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara
penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997).
IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau
penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan
seksual. IMS yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang
paling terbesar diantaranya adalah AIDS, kaena mengakibatkan sepenuhnya pada
kematian pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn antibiotik (Zohra dan
Rahardjo, 1999).
Menurut Aprilianingrum (2002), Infeksi Menular Seksual (IMS)
didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme
virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui
hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis.
PMS menjadi pembicaraan yang begitu
penting setelah muncul kasus penyakit AIDS yang menelan banyak korban meninggal
dunia, dan sampai sekarang pengobatan yang paling manjur masih belum ditemukan.
Apalagi komplikasi dari PMS (termasuk AIDS) bisa dibilang banyak dan akibatnya
pun cukup fatal, antara lain :
- kemandulan
- kecacatan
- gangguan kehamilan
- kanker
- kematian
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam
pola penyakit ini secara prinsip terbagi 2 faktor, yaitu : faktor medis dan
faktor sosial.
B.
Penyakit yang termasuk dalam
kelompok IMS
IMS ada banyak sekali jenisnya. Beberapa diantaranya yang paling penting
adalah :
1.
Gonoroe
(GO) atau kencing nanah
Penyakit gonoroe adalah salah satu penyakit IMS yang disebabkan oleh
Neisseria Gonorhoe, tergolong bakteri diplokokus berbentuk seperti buah kopi.
Masa inkubasi (waktu sebelum terjadi gejala) berkisar antara 3 sampai 5 hari setelah
infeksi. Penyakit gonoroe paling banyak dijumpai dalam jajaran penyakit infeksi
menular seksual namun mudah di obati, tetapi jika terlambat atau pengobatan
yang kurang tepat dapat menimbulkan komplikasi yang fatal.
Infeksi gonore selama kehamilan telah diasosiasikan dengan pelvic inflammatory disease (PID). Infeksi ini sering ditemukan pada
trimester pertama sebelum korion berfusi dengan desidua dan mengisi kavum
uteri. Pada tahap lanjut, Neisseria
gonorrhoeae diasosiasikan dengan rupture membrane yang premature, kelahiran
premature, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan. Konjungtivitis
gonokokol ( ophthalmia neonatorum),
manifestasi terserang dari infeksi perinatal, umumnya ditransmisi selama proses
persalinan. Jika tidak terapi, kondisi ini dapat mengarah pada perforasi kornea
dan panoftalmitis. Infeksi neonatal yang lebih jarang termasuk meningitis
sepsis diseminata dengan atritis, serta infeksi genital dan rectal.
a.
Infeksi
Gonoroe pada Pria
Bentuk yang paling sering adalah uretritis gonore anterior akuta yang
dalam bahasa awam disebutnya juga kencing nanah. Gejala umumnya adalah rasa
gatal dan panas diujung kemaluan, rasa sakit saat kencing dan banyak kencing,
diikuti pengeluaran nanah diujung kemaluan dapat bercampur darah.
Pada pemeriksaan akan dijumpai ujung kemaluan merah, membengkak, dan
menonjol, diujungnya bila dipijit akan keluar nanah. Penyakit ini bila tidak
mendapat pengobatan yang tepat dapat menyebar kebagian alat kelamin lainnya
seperti kandung kencing, prostat sampai buah zakar dan salurannya. Dengan
pengobatan yang kurang mantap, penyakit akan bersifat menahun dan menjadi
sumber penularan bagi orang lain serta keluarganya.
b.
Infeksi
Gonoroe pada wanita
Infeksi pertama terkena pada wanita adalah mulut rahim, apalagi bila
telah terdapat perlukaan sehingga penyebarannya kebagian bawah dan bagian atas
alat kelamin semakin cepat. Infeksi mulut rahim disebut servisitis yang
bersamaan dengan infeksi vagina (liang senggama) trikomonas maka gejala klinisnya
semakin menonjol yaitu rasa nyeri pada daerah punggung, mengeluarkan keputihan
encer seperti nanah.
Pemeriksaan serviks akan tampak berwarna merah, membengkak, perlukaan,
dan tertutup oleh lendir bernanah. Lendir yang dikeluarkan sangat infeksius (bersifat
menginfeksi), sehingga dapat menyebarkan penyakitnya menuju liang kencing (uretritis) dengan gejala rasa sakit saat
kencing, banyak kencing dan dapt bercampur nanah, pemeriksaan mulut saluran
kencing menunjukkan berwarna merah, bengkak, bila diurut keluar nanah.
ü
Jenis
Tes : Pemeriksaan Nanah
ü
Penatalaksanaan
Diagnose gonore dapat dipastikan dengan menemukan N.gonorrhoeaae sebagai penyebab baik secara mikroskopik maupun
kultur (biakan). Sensitivitas dan spesifitas dengan pewarnaan Gram dari sediaan
serviks hanya berkisar antara 45-65%, sedangkan sensitivitas dan spesifisitas
dengan kultur sebesar 85-95%. Oleh karena itu untuk infeksi gonore tanpa
komplikasi adalah pengobatan dosis
tunggal. Pilihan terapi yang direkomendasikan adalah :
Ø
Terapi Gonorrhoea
-
Penisilin (banyak yang
resisten)
-
Cephalosporin :
Cefixime
: 400 mg single dose
Ceftriaxone
: 250 mg IM single dose
Cefotaxime
: 500 mg IM single dose
-
Quinolone (banyak yang
resisten)
-
Spectinomisin : 2 g IM single
dose
2.
Herpes
Simpleks
Penyakit infeksi hubungan seksual dengan penyebab virus herpes simpleks
tipe I dan II. Gejala klinisnya adalah gejala umum dalam bentuk badan panas,
lelah atau cepat lelah, napsu makan berkurang. Masa manifestasinya
(inkubasinya) sekitar 3 minggu. Gejala lokal pada genitalia terdapat
pembentukan vesikel berkelompok diatas kulit, kulit tampak basah dan lebih
merah, terdapt ulkus yang dangkal, kulit keriput (krusta), rasa nyeri yang
hebat, sehingga terdapt kesukaran berjalan.
Pada pria gejala klinisnya lebih ringan, karena sering mendapat
pengobatan preventif sendiri, dibandingkan pada wanita. Pengobatan lokal dengan
salep yang mengandung idoksuridin sedangkan pengobatan sistemik mempergunakan
preparat asiklovir yang cukup memberikan harapan kesembuhan.
Semua virus herpes memiliki ukuran dan morfologi yang sama dan semuanya
melakukan replikasi pada inti sel. Herpes Simplex Virus sendiri dibagi
menjadi dua tipe, yaitu Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV-1) yang
menyebabkan infeksi pada alat kelamin (genital). Tetapi, bagaimanapun kedua
tipe virus tersebut dapat menyebabkan penyakit dibagian tubuh manapun. HSV-1
menyebabkan munulnya gelembung berisi cairan yang terasa nyeri pada mukosa
mulut, wajah dan sekitar mata. HSV-2 atau herpes genital ditularkan melalui
hubungan seksual dan menyebabkan vagina terlihat seperti bercak dengan luka
mungkin muncul iritasi, penurunan kesadaran yang disertai pusing, dan
kekuningan pada kulit (jaundice) dan kesulitan bernapas atau kejang.
Biasanya hilang dalam 2 minggu infeksi, infeksi pertama HSV adalah yang paling
berat dan dimulai setelah masa inkubasi 4 - 6 hari. Gejala yang timbul meliputi
nyeri, inflamasi dan kemerahan pada kulit (eritema) dan diikuti dengan
pembentukan gelembung - gelembung yang berisi cairan bening yang selanutnya
dapat berkembang menjadi nanah, diikuti dengan pembentukan keropeng atau kerang
(scab). Setelah infeksi pertama, HSV memiliki kemampuan yang unik untuk
bermigrasi sampai pada saraf sensorik tepi menuju spinal ganglia dan
berdormansi sampai diaktifasi kembali. Pengaktifan virus yang berdormansi
tersebut dapat disebabkan penurunan daya tahan tubuh, stres, depresi, alergi
pada makanan, demam, trauma pada mukosa genital, menstruasi, kurang tidur dan sinar
ultraviolet.
ü
Jenis
Tes : Tes Darah
ü
Terapi
Herpes Simpleks
Terapi diberikan dalam bentuk krim, pil atau secara intrevena (infus).
infeksi pada ibu hamil atau ibu menyusui, janin atau anaknya maka perlu resep
dokter sendiri yang perlu ada tambahan obat bagi mereka.
v
Infeksi
Primer
-
Acyckivir 3x400 mg dan
Acyclovir 5x200 mg oral (7-10 hari)
-
2x1 g oral (7-10 hari)
v
Infeksi
berulang/kambuhan
-
Acyclovir 2x800 mg oral (5
hari)
-
Valacyclovir 2x500 mg oral (3
hari)
v
Terapi
Supresi : yang sering kambuh (> 6x/tahun)
-
Acyclovir 400 mg oral 2 kali
sehari (6 bln- 1 tahun)
-
Valacyclovir 500 mg oral sekali
sehari (1 tahun)
3.
Sifilis atau raja singa
Penyebab dari sifilis adalah
treponema pallidum, orde spirochaetaeas. yang diserang oleh penyakit ini adalah
semua organ tubuh, sehingga cairan tubuh mengandung treponema pallidum. Stadium
lanjut menyerang sistem pembuluh darah dan jantung, otak dan susunan saraf.
Penjalaran menuju janin yang sedang berkembang dalam rahim dapat menimbulkan
kelainan bawaan janin dan infeksi dini saat persalinan.
Masa inkubasinya cukup panjang sekitar 10-90 hari dan rata-rata 3 minggu.
Timbul perlukaan di tempat infeksi masuk, terdapat infitrat (pemadatan karena
serbuan sel darah putih) yang selanjutnya mengelupas dan menimbulkan perlukaan
dengan ciri perlukaan dengan permukaan bersih, berwarna merah, kulit sekitarnya
tidak terdapat tanda radang, membengkak, dan sebagiannya, tidak terasa nyeri,
perlukaan mendatar dapat berubah menjadi ulkus karena dindingnya tegak lurus
kedalam, ulkus ini tidak nyeri dan disebut ulkus durum. Penyakit infeksi dapat
menyebar ke daerah kelenjar getah bening regional yang berbentuk soliter
artinya tidak ada pelekatan tanpa rasa nyeri, dan pergerakannya bebas.
ü
Macam-macam
sifilis
A.
Sifilis primer
Dalam
banyak kasus, yang jelas salah satunya gejala sifilis primer adalah rasa sakit
maag di sebut chancre yang muncul dalam waktu dua sampai enam minggu setelah
seseorang menjadi terinfeksi dengan T. palidum. Biasanya, ulkus muncul pada
penis, vulva, vagina atau anus. Hal ini juga dapat muncul pada leher rahim.
Lidah, bibir dan bagian tubuh lainnya.
B.
Sifilis sekunder
Gejala
yang paling umum adalah ruam lesi kecil mirip dengan penyakit cacar (biasanya
cokelat kemerah-merahan), yang kelompok telah munculnya gatal-gatal yang tidak
menghasilkan. Sementara mereka dapat muncul dimana pada tubuh, gejala sifilis
sekunder adalah ruam pada telapak tangan dan telapak kaki.
C.
Sifilis laten
Sifilis
laten (tersembunyi)di diagnose ketika seseoranng telah dihasilkan antibody
terhadap bakteri tetapi tidak memiliki gejala infeksi. Sementara orang dengan
sifilis laten secara umum tidak di anggap menular (yang berarti sangat tidak
mungkin untuk mengirim bakteri padaorang lain).
Sifilis
laten dapat di bagi menjadi laten awal atau laten lanjut, tergantung pada
beberapa lama orang itu sudah terinfeksi. Orang dengan sifilis laten lanjut
(orang-orang yang tidak tahu kapan infeksi yang di peroleh) untuk memerlukan
perawatan lebih agresif di bandingkan dengan infeksi laten Dini (yang telah
terinfeksi kurang dari satu tahun).
D.
Sifilis neurosifilis
Hal
ini terjadi ketika T.pallidum menginfeksi otak atau sumsum tulang belakang
(system saraf pusat). Infeksi dapat terjadi dalam setiap tahap sifilis bias
menyebabkn kerusakan neurologis yang serius, termasuk kelumpuhan, hilang
sensasi fisik, buta dan tuli bertahap. Neurosifilis bisa cukup berat sehingga
menyebabkan cacat permanen atau kematian.
ü
Jenis
Tes : Tes Darah
ü
Terapi
Sifilis
-
Penisilin
Benzatin
Benzilpenisilin G: 2,4 MIU IM single dose, injeksi 2 tempat
Procain
Benzilpenisilin : 600.000 unit IM sekali sehari selama 10-14 hari
-
Azitromisin : 500 mg oral
sekali sehari selama 10 hari
-
Cefriaxone : 1-2 g/hari IM/IV
sekali sehari selama 8-10 hari
-
Doksisiklin : 200-300 mg/hari
oral selama 10-14 hari
-
Tetrasiklin : 4x500 mg selama
14 hari
4.
Kondiloma
Akuminata (Kutil)
Kondiloma akuminatum (KA) adalah
infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh Human papilloma virus (HPV)
yang menyerang kulit alat kelamin. KA disebut juga kutil kelamin, penyakit
jengger ayam atau brondong jagung. KA ditularkan melalui sentuhan langsung,
misalnya trauma pada saat hubungan seksual. Kelainan ini sering ditemukan pada
dewasa muda, terbanyak pada kelompok umur 17-33 tahun, dengan frekuensi yang
seimbang antara pria dan wanita.
Masa inkubasi KA sulit dipastikan,
rata-rata sekitar 3 bulan. Pada wanita, lesi KA sering timbul di liang vagina,
labia mayor dan minor, serta sekitar anus. Pada pria, tempat yang sering
terkena adalah glans penis (topi baja), batang penis, daerah rambut kemaluan
dan di buah zakar. Gambaran klinis KA berupa bintil atau benjolan sewarna
daging, dengan permukaan tidak rata/berbenjol-benjol.
ü
Jenis Tes : Pemeriksaan jaringan dan tes darah
ü
Terapi Kondiloma Akuminata
~
Obat-obatan:
-
Podofilox
0,5% solution atau gel 2xsehari (3hari) diikuti 4 hari bebas terapi
-
Imiquimod
5% cream
Sekali sehari sebelum tidur 3 kali seminggu
selama 16 minggu, cuci dengan sabun 6-10 jam setelah diaplikasikan.
ü
Bedah
-
Cryosurgery
-
Laser
eksisi
-
Local
eksisi
-
Kauterisasi
5.
Klamidia
Penyakit Klamidia tergolong dalam infeksi menular seksual (IMS) pada
manusia yang disebabkan oleh bakteri Chlamidia trachomatis dapat ditularkan
melalui hubungan seksual secara vaginal, anal, atau oral, dan dapat
mengakibatkan bayi tertular dari ibunya selama masa persalinan. Antara setengah
dan tiga perempat dari semua wanita yang mengidap Klamidia pada leher rahim
(cervicitis) tidak memiliki gejala dan tidak tahu bahwa mereka terinfeksi.
Pada pria, infeksi terjadi pada saluran kencing (urethritis) gejalanya :
keluarnya putih dari penis dengan atau tanpa rasa sakit pada kencing (dysuria)
dan menyebabkan peradangan pada daerah pernyimpanan dan kantung sperma
(epididymitis).
Gejala yang kadang muncul pada wanita yaitu rasa panas terbakar pada
pinggul. Jika Tanpa perawatan, Klamidia dapat menyebabkan infeksi serius
reproduksi dan masalah-masalah kesehatan lainnya dengan baik jangka pendek
maupun jangka panjanglamydia trachomatis, dapat merusak alat reproduksi manusia
dan penyakit mata.
ü
Jenis
Tes : Pemeriksaan cairan atau lendir
ü
Terapi Klamidia
-
Azitromisin
: 1 g oral single dose
-
Doksisiklin
: 2x100 mg selama 7 hari
-
Amoksisilin
: 3x500 mg oral selama 7 hari
-
Eritromisin
: 4x500mg oral selama 7 hari
-
Clarithromisin:
2x250 mg oral selama 7 hari
-
Quinolone
:
Levofloksasin : 1x500 mg oral selama 7 hari
Ofloksasin : 2x200 mg oral selama 7 hari
6.
Ulkus Mole (Chancroid) Disebabkan oleh
bakteri Hemophilus ducreyi.
Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain :
o Luka
lebih dari diameter 2 cm
o Cekung,
pinggirnya tidak teratur
o Keluar
nanah dan rasa nyeri
o Biasanya
hanya pada salah satu sisi alat kelamin
o Sering
(50%) disertai pembengkakan kelenjar getah bening di lipat paha berwarna
kemerahan (bubo) yang bila pecah akan bernanah dan nyeri.
o Komplikasi
yang mungkin terjadi : kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan
penularan infeksi HIV.Tes laboratorium untuk mendeteksinya dengan pewarnaan
Gram dan Biakan agar selama seminggu.
7.
Hepatitis
Hepatitis diindikasi sebagai
salah satu penyakit akibat infeksi virus DNA (hepatitisB) atau RNA (hepatitis
C) yang terjadi pada (organ) hati, yang menyebabkan perasangan pada sel hati
dengan segala akibatnya. Terdeteksi adanya hepatitis virus ABCDEF, namun
yang berkaitan dengan PMS adalah B dan C.
Memiliki masa inkubasi antara 45-160 hari dan mengenai pada seluruh usia.
Gejala yang muncul meliputi: lelah, kerongkongan terasa pahit, sakit kepala,
diare, nafsu makan menurun, otot pegal-pegal dan sakit perut, demam tinggi
serta vomitus.
a.
Hepatitis
C
Gejala biasanya baru muncul 10-15 tahun
setelah terinfeksi. Gejala yang muncul antara lain:lelah, mual, kehilangan
nafsu makan,vomitus, sakit perut, otot terasa pegal, demam, diare dan sakit kuning.
~ Cara Penularan
Mediasi penularan hepatitis C yang utama
adalah melalui pemakaian jarum suntik yang tidak disposible. Namun virus ini
juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual dengan proporsi yang lebih rendah
(yakni dengan pemaparan antara darah wanita menstruasi yang melakukan hubungan
seks dengan perlukaan akibat hepatitis pada pria pasangannya). Untuk
mendeteksi, pemeriksaan anti-hepatitis C virus ditegakkan.
ü Pemeriksaan
darah sebagai pemeriksaan lab tambahan.
Obat-obatan
untuk penderita hepatitis C kronis saat ini telah tersedia, sayangnya terbukti
tidak selalu efektif dan punta efek samping. Gejala terburuk adalah kerusakan
hati yang serius. Menghidari pemaparan spesimen tubuh dan kontak langsung
dengan penderita. Hidup sehat dan teratur sebagai alternatif bijak untuk
menghindarinya.
b.
Hepatitis
B
HbsAg+ berperan menyebarkan virus melalui cairan yang sudah terinfeksi,
antara lain: air mani, darah, cairan vagina ataupun ludah masuk ke tubuh
manusia melalui luka yang terbuka dan bagian tubuh yang memungkinkan untuk
infeksi bakteri.
ü Tes
(diagnosa) HbsAg telah ditemukan hampir pada spesimen tubuh yang terinfeksi,
yaitu: darah, semen, saliva, air mata,
ascites, ASI dan urine penderita.
ü Terapi
untuk penderita virus ini: asimptomatis, interferon.
Istirahat, menghindari stres, tidak
melakukan aktivitas berat dan memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi yang
seimbang. Selain itu kurangi dan hindari kebiasaan merokok dan alkoholik.
Antibodi virus ini bersifat seumur hidup setelah penderita terjangkit, namun
masih mungkin terinfeksi hepatitis C. Komplikasi sebagai penyebab utama
hepatitis akut,kronik, serosis bahkan kanker hati.
ü Pencegahan
Vaksin yang aman dan adekuat telah
tersedia. Pemberiannya dilakukan 3 kali penyuntikan selama 6 bulan
berturut-turut dan semuanya dilakukan di bahu. Hindari sebisa mungkin untuk
tidak terpapar spesimen penderita.
8.
HIV/AIDS
HIV ada singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya atau melemahnya sistem
kekebalan tubuh manusia.Virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan tubuh kita
untuk berkembang biak. Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS) muncul setelah
HIV menyerang sistem kekebalan tubuh kita selam lima hingga sepuluh tahun atau
lebih. penyabab AIDS adalah lymphadenopaty
associated virus (LAV),human T cell leucemia virus III (HTLV III), human T cell
lymphotrophic virus. Berntuk virus ini selalu berubah-ubah sehingga sulit
dibuat vaksin dan obat yang dapat menyembuhkan. HIV berkembang dari infeksi
menjadi suatu penyakit yang mengancam jiwa manusia, yaitu Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS), dalam 4 fase berikut :
Fase1:
Fase ini dimulai tepat setelah infeksi dan berlangsung selama beberapa minggu. Fase 1 ini ditandai dengan perasaan “tidak enak badan” seperti flu, meski pada 20% penderita terjadi flu yang parah. Tes HIV yang dilakukan pada fase ini mungkin menunjukkan bahwa anda tidak terinfeksi HIV.
Fase ini dimulai tepat setelah infeksi dan berlangsung selama beberapa minggu. Fase 1 ini ditandai dengan perasaan “tidak enak badan” seperti flu, meski pada 20% penderita terjadi flu yang parah. Tes HIV yang dilakukan pada fase ini mungkin menunjukkan bahwa anda tidak terinfeksi HIV.
Fase 2:
Fase 3 :
Fase ini dimulai ketika sel CD4 dalam tubuh sudah dikuasai
virus yang pada tahap ini sudah banyak sekalidalam darah. Ketika sistem
kekebalan tubuh sudah gagal, penyakitpun mulai menyerang. Penyakit-penyakit ini
adalah penyakit yang biasanya dapat dilawan sistem kekebalan tubh dengan mudah,
ironisnya penyakit inilah yang mnguasai dan mengendalikan tubuh yang terinfeksi
HIV dan gejala penyakitpun berkembang. Pada awalnya gejala-gejala ini ringan,
misalnya : lelah, diare, infeksi jamur, demam, berat badan terus menurun,
berkeringat pada malam hari, pembengkakan kelenjar limpa, infeksi pada sekitar
area mulut, atau batuk yang terus-menerus. Tetapi seiring dengan semakin
melemahnya sistem kekebalan, gejala-gejala ini semakin parah.
Fase 4 :
Ketika gejala-gejala penyakit (seperti tuberculosis atau
cancer) menjadi semakin parah, selanjutnya penderita didiagnosis menderita
AIDS. Pada fase ini obat-obatan antivirus hanya bisa memperlambat perkembangan
vir
Cara penularannya terutama melalui hubungan seksual dan darah dengan
memakai jarum suntik atau transfusi darah.
gejala yang dapat muncul adalah :
1.
membesarnya kelenjar getah
bening
2.
Panas badan sekitar 38oC
yang hilang timbul lebih dari 3 bulan, tampa diketahui sebabnya terutama malam
hari.
3.
Berat badan menurun lebih dari
10%
4.
Napsu makan berkurang
5.
Dapat disertai diare (sering
buang air bersar yang encer
ü
jenis
tes :
~ Tes darah Untuk mendeteksi
virus HIV : Elisa dan western blood
~ Tes melalui spesimen saliva /
ludah (Tes Oral)
C.
CARA
PENULARAN IMS
IMS menular melalui hubungan seks yang
tidak aman, yang dimaksudkan dengan tidak aman adalah :
·
Hubungan seks lewat liang senggama tanpa kondom (zakar masuk ke vagina atau liang senggama).
·
Hubungan seks lewat dubur tanpa kondom (zakar masuk ke dubur)
·
Seks oral (zakar dimasukkan ke mulut tanpa zakar ditutupi kondom)
D.
CARA
MENCEGAH IMS
Pencegahan Penularan lewat seks :
ü
Absen dari seks atau tidak
berhubungan seks sama sekali sehingga tidak ada cairan kelamin yang masuk
kedalam tubuh. Ini sama dengan pantang seks atau puasa seks saat jauh dari
pasangan.
ü
Berlaku saling setia atau
berhubungan hanya dengan seorang yang dipastikan hanya berhubungan seks dengan
kita saja kalau sudah menikah atau kita tidak bisa berpantang sek.
ü
Cegah infeksi degan menggunakan
kondom sewaktu berhubungan seks. Bila kita dapat memastikan kesetiaan pasangan
kita atau tidak tau apakan dia pernah menerima transfusi darah, tato, suntikan,
dengan jarum yang tidak steril. Juga bila kita tidak bisa setia kepada pasangan
kita gunakan kondom untuk berhubungan seks baik lewat liang senggama, lewat
mulut atau lubang dubur.
No comments:
Post a Comment