BAB
I
PENDAHULUAN
Kehamilan
ganda atau kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau
lebih ( Rustam Mochtar, 1998 ). Kehamilan kembar mempengaruhi ibu dan
janin, diantaranya adalah kebutuhan akan zat-zat ibu bertambah
sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat lainnya,
terhadap janin yaitu usia kehamilan tambah singkat dengan
bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar : 25% pada gemelli,
50% pada triplet, 75% pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu
sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi premature akan
tinggi.
Persalinan
dengan kehamilan kembar memiliki resiko lebih tinggi dari pada
persalinan satu janin ( Tunggal ). Semakin banyak jumlah janin yang
dikandung ibu, semakin tinggi resiko yang akan ditanggung ibu.
Sejak
ditemukannya obat-obat dan cara induksi ovulasi, maka dari
laporan-laporan dari seluruh pelosok dunia, frekuensi kehamilan
kembar cenderung meningkat. Bahkan sekarang telah ada hamil kembar
lebih dari 6 janin (Mochtar, Buku Sinopsis Obstetri Fisiologi dan
Patologi, 1998).
Berbagai
faktor mempengaruhi frekuensi kehamilan kembar, seperti bangsa,
hereditas, umur, dan paritas ibu. Bangsa Negro di Amerika Serikat
mempunyai frekuensi kehamilan kembar yang lebih tinggi daripada
bangsa kulit putih. Juga frekuensi kehamilan kembar berbeda pada tiap
negara, angka yang tertinggi ditemukan di Finlandia yang terendah di
Jepang.
Faktor
umur, makin tua makin tinggi angka kejadian kehamilan kembar dan
menurun lagi setelah umur 40 tahun. Paritas, pada primipara 9,8 per
1000 dan pada multipara (oktipara) naik jadi 18,9 per 1000
persalinan. Keturunan, keluarga tertentu akan cenderung melahirkan
anak kembar yang biasanya diturunkan secara paternal, namun dapat
pula secara maternal.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. PENGERTIAN
Kehamilan
kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan
tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan
masyarakat. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar, tetapi wanita dengan
kehamilan kembar memerlukan perhatian dan pengawasan khusus bila
diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin.
Kehamilan
kembar adalah dua atau lebih janin yang ada didalam kandungan selama
proses kehamilan.
B. FREKUENSI
Frekuensi
menurut hukum Hellin antara kehamilan ganda dan tunggal :
gemelli
(2) 1 : 89
triplet
(3) 1 : 892
duadruplet
(4) 1 : 89 3
duintuplet
(5) 1 : 89 4
sextuplet
(6) 1 : 89 5
Menurut
penelitian Ereulich (1930) pada 120 juta persalinanmemperoleh angka
kejadian kehamilan ganda : gemelli 1 : 85 ; triplet 1 : 7.629 ;
duardriplet 1 : 670.743 dan duantuplet 1 : 41.600.000.
Bangsa
mempengaruhi kehamilan ganda ; di Amerika Serikat lebih banyak
dijumpai pada wanita negro dibandingkan kulit putih. Angka tertinggi
kehamilan ganda dijumpai di Finlandai dan terendah di Jepang.
Faktor
umur : makin tua umur makin tinggi angka kejadian kehamilan kembar
dan munurun lagi setelah berumur 40 tahun.
Paritas
:pada primipara 9,8 per 1000 dan pada multipara (oktipara) baik jadi
18,9 per 1000 persalinan.
Keturunan
: keluarga tertentu akan cenderung melahirkan anak kembar yang
biasanya diturunkan secara paternal,namun dapat pula secara maternal.
C. JENIS
GEMELLI
Gemelli
dizigotik = kembar dua telur , heterolog, biovuler dan praternal :
Kedua
telur berasal dari :
1
ovarium dan daridua folikel de graff;
1
ovurium dan dari 1 folikelde graff;
1
dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.
2.
Gemelli monozigotik = kembar satu telur, homolog, uniovuler, identik
dapat terjadi karena :
Satu
telur dengan 2 inti,hambatan pada tingkat blastula :
Hambatan
pada tibgkat segmentasi
Hambatan
setelah amnian dibentuk,tetapi sebelum primitive steak.
Perbedaan
ciri, sifat dan lain-lainnya antara kembar monozigotik dan zigotik
(satu telur dan dua telur):
Perbedaan
|
kembar
monozigot
|
kembar
dizigot
|
Plasenta
|
1
(70%)
2
(30%)
|
2
(_+ 100%)
|
Khorium
|
1(70%)
2
(30%)
|
2
(_+ 100%)
|
Amnion
|
1
(70%)
2
(30%)
|
2
(_+ 100%)
|
Tali
pusat
|
2
|
2
|
Sirkulasi
darah janin
|
Bersekutu
|
Terpisah
|
Jenis
kelamin
|
Sama
|
Sama
atau tidak
|
Kupa
dan sifat
|
Sama
|
Agak
berlainan
|
Mata,
kuping, gigi, kulit
|
Sama
|
Berbeda
|
Ukuran
antropologik
|
Sama
|
Berbeda
|
Sidik
jari
|
Sama
|
Berbeda
|
Cara
pegangan
|
bisa
sama
Bisa
satu kidal
Yang
lain kanan
|
sama,bisa
dua
duanya
kanan
|
Kira-kira
sepertiga kembar adalah monozigotik,dan dua pertiga lainnya adalah
dizigotik.
Conjoined
twins, superfekkundasi 2 superfetasi
Conjoined
twins atau kembar siam adalah kembar dimana janin melengket satu
dengan yang lainnya.misalnya torakopagus (dada dengan
dada),abdominopagus (perlengketan antara kedua abdomen)kraniopagus
(kedua kepala)dan sebagainya.banyak kembar siam telah dapat
dipisahkan setara operatif dengan berhasil.
Superfekundasi
adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan dalam ovulasi yang sama
pada dua kali koitus yang dilakukan pada jarak waktu yang pendek.hal
ini dilaporkan oleh archer (1910)seorang wanita kulit putihmelakukan
koitus berturut-turut dengan seorang kulit putih dan kemudian dengan
pria negro melahirkan bayi kembar : satu bayi putih dan satu bayi
negro (mulato).
Superfetasi
adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa mingguatau bulan setelah
kehamilan pertama.belum pernah dibuktikan pada manusia,namun dapat
ditemukan pada kuda.
D. ETIOLOGI
Etilogi
Gemelli
1.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan paritas
sering mempengaruhi kehamilan 2 telur
2.
Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormon
gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih
dari dua.
3.
Faktor keturunan
4.
Faktor yang lain belum diketahui
Bangsa,
hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap
kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur, juga obat klomit dan
hormon gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi
dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor-faktor tersebut
dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan
matangnya 2 atau lebih folikel de graff atau terbentuknya 2 ovum atau
lebih dalam satu folikel. Kemungkinan pertama dibuktikan dan
ditemukan 21 korpora lutea pada kehamilan kembar. Pada fertilisasi in
vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur yang
diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu, jika semua embrio yang
kemudian dimasukan kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih
dari satu. Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa,
hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi
kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya ialah faktor
penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor
penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula
terbentuk,menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion,
dan 2 plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik.
E. TANDA
DAN GEJALA
Gemelli
Pada
kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia
kehamilan makin pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan
kembar.
Kebutuhan
ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga
dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
Frekuensi
hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar
daripada kehamilan tunggal.
Frekuensi
pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada
kehamilan kembar.
Solusio
plasenta dapat terjadi, seperti sesak nafas, sering kencing, edema
dan varises pada tungkai bawah dan vulva.
F. PATOFISISOLOGI
kehamilan
kembar
Secara
garis besar, kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang
berasal dari satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua
telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah
monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu
bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu
mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot
berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa
pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.
Masa
pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 – 72 jam, 4
– 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama,
akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan
dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan
kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu
plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi
mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya,
perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga,
selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi
masih membelah dengan baik.
Pada
pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput
ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar.
Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi
berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang
pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari
keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah
pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun,
keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang
mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak
sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan
infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan
G. PERTUMBUHAN
JANIN KEMBAR
Berat
badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan
dari janin tunggal.
Berat
badan baru lahir biasanya pada kembar dibawah 2500 gr triplet
dibawah 2000 gr, duadriplet dibawah 1500 gr dan duintuplet dibawah
1000 gr.
Berat
badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama umumnya
berselisih antara 50 – 100 gr, karena pembagian sirkulasi darah
tidak sama, maka yang satu kurang bertumbuh dari yang lainnya.
a.
Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan pembuluh
darah janin yang lain, karena itu setelah bayi satu lahir tali
pusat harus diikat untuk menghindari perdarahan.
b.
Karena itu janin yang satu daapt terganggu pertumbuhannya dan menjadi
monstrum seperti akardiakus, dan kelainan lainnya.
c.
Dapat terjadi sondroma transfusi fetal : pada janin yang dapt darah
lebih banyak terjadi hidramnion, polisitemia, edema dan pertumbuhan
yang baik. Sedangkan janin kedua kurang pertumbuhannya terjadilah
bayi kecil, anemia, dehidrasi, oligohidrami dan mikrokardia.
Pada
kehamilan kembar dizigotik
Dapat
terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup
bulan.
Janin
yang mati dapat diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau pada
kehamilan agak tua janin jadi gepeng disebut fetus papyraseus atau
kompresus.
H. LETAK
DAN PRESENTASI JANIN
Pada
hamil kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua
janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin
pertama lahir, misalnya dari letak lintang berubah jadi letak
sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak, presentasi dan
posisi bisa terjadi ; yang paling sering dijumpai adalah :
Kedua
janin dalam letak membujur, presentasi kepala ; (44-47 %).
Letak
membujur, presentasi kepala bokong (37-38 %).
Keduanya
presentasi bokong (8-10 %).
Letak
lintang dan presentasi kepala (5-5,3 %).
Letak
lintang dan presentasi bokong (1,5-2 %).
Keduanya
letak lintang (0,2-0,6 %).
Letak
dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi
kunci-mengunci (interlocking).
I. DIAGNOSIS
Kehamilan
Kembar
Anamnesa
Perut
lebih buncit dari semestinya tua kehamilan
Gerakan
janin lebih banyak dirasakan ibu hamil
Uterus
terasa lebih cepat membesar
Pernah
hamil kembar atau ada sejarah keturunan.
Inspeksi
dan palpasi
Pada
pemeriksaan pertama dan ulang ada kesan uterus lebih besar dan
cepat tumbuhnya dari biasa.
Teraba
gerakan-gerakan janin lebih banyak
Banyak
bagian-bagian kecil teraba
Teraba
3 bagian besar janin
Teraba
2 balotemen
Auskultasi
Terdengar
2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan
perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau sama-sama
dihitung dan berselisih 10.
Rontgen
foto abdomen, kelihatan 2 janin.
Ultrasonografi:
kelihatan 2 janin, 2 jantung yang berdenyut telah dapat ditentukan
pada triwulan I.
Elektrokardiogram
fetal : diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua janin.
Reaksi
kehamilan : karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada
2 plasenta, maka HCE akan tinggi ; jadi reaksi kehamilan titrasi
bisa positif kadang-kadang sampai 1/200. hal ini dapat meragukan
dengan malahidatidosa.
J. PENANGANAN
DALAM KEHAMILAN
Untuk
kepentingan ibu dan janin perlu diadakan pencegahan terhadap
pre-eklamsia dan eklamsia, partus prematurus dan anemia. Pemeriksaan
antenatal perlu diadakan lebih sering. Kehamilan 24 minggu
pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap
minggu ; sehingga tanda-tanda pre-eklamsia dapat diketahui dini dan
penanganan dapat dikerjakan dengan segera.
Istirahat
baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu menyebabkan aliran
darah ke plasenta meningkat, sehingga pertumbuhan janin lebih baik.
Penanganan
dalam Kehamilan Mochtar, Buku Sinopsis Obstetri Fisiologi dan
Patologi, 1998)
Perawatan
prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah
komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan
pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1× seminggu pada kehamilan
lebih dari 32 minggu)
Setelah
kehamilan 30 minggu, koltus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari,
karena akan merangsang partus prematurus.
Pemakaian
korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa
lebih ringan.
Periksa
darah lengkap, Hb, dan golongan darah.
ASUHAN
KEBIDANAN PADA KEHAMILAN
GEMELLI
TERHADAP Ny. S G1P0A0 UK 37 minggu
DI
BPS HANDAYANI 15 A METRO PUSAT
TAHUN
2009
I. Data
Subyektif
A. Pengkajian
Pada
tanggal 27-11-2009 pukul 14.00 WIB
Identitas
Nama
isteri : Ny. Salwa Nama suami : Tn. Fadhil
Umur
: 24 tahun Umur : 24 tahun
Agama
: Islam Agama : Islam
Suku
: Lampung Suku : Lampung
Pendidikan
: SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan
: IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat
: Jl. Nurul Iman Alamat : Jl. Nurul Iman
15
A Metro Pusat 15 A Metro Pusat
Keluhan
utama
Ibu
ingin memeriksakan kehamilannya
Riwayat
Menstruasi
Menarche
umur 14 tahun. Siklus 30 hari. Teratur. Lama 7 hari. Sifat darah
encer. Bau amis. Tidak ada fluor albus. Tidak dismenorroe.
HPM
11 Maret 2009. HPL 18 Desember 2010
Riwayat
kehamilan ini.
Riwayat
ANC
ANC
sejak umur kehamilan 10 minggu. ANC di BPS Handayani
Frekuensi
: Trimester I 3 kali
Trimester
II 2 kali
Trimester
III 2 kali
Pergerakan
janin dalam 24 jam terakhir
Ibu
mengatakan masih merasakan gerakan janin, gerakan aktif sebanyak 18x
dalam 24 jam.
6.
Riwayat kehamilan, persalinan,dan nifas yang lalu.
G1
P0 Ab0 Ah0
Hamil
Ke
|
Persalinan
|
Nifas
|
Tgl
lahir
|
UK
|
Jenis
persalinan
|
Penolong
|
Komplikasi
|
JK
|
BB
|
Laktasi
|
Kompli
kasi
|
Ibu
|
Bayi
|
1
|
Hamil
saat ini
|
2
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Riwayat
kontrasepsi yang digunakan
No
|
Jenis
kontrasepsi
|
Mulai
memakai
|
Berhenti/ganti
cara
|
Tanggal
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
Tanggal
|
Oleh
|
Tempat
|
Alasan
|
1
|
Ibu
mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Riwayat
kesehatan : Ibu mempunyai riwayat keturunan kembar
Pengetahuan
Ibu tentang kehamilan ini : :Ibu mengetahui kehamilannya kembar dan
usia kehamilannya 37 minggu
Psikologis
: Ibu menerima kehamilan ini
II. Data
Obyektif
Keadaan
umum : baik Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda
vital
TD
: 120/80 mmHg
RR
: 20 ×/menit
Temp
: 36,5 ÂșC
Nadi
: 80 ×/menit
Inspeksi
Mamae
: Simetris, hiperpigmentasi aerola mamae, tidak ada benjolan yang
abnormal, colostrum sudah keluar
Perut
: Pembesaran perut melebihi usia kehamilan biasa, teraba 3 bagian
besar, dan terdapat striae gravidarum
Genetalia
: Pada vulva dan vagina tidak ada varises maupun oedema, tidak ada
luka cedera dan peradangan pada perineum.
Palpasi
Leopold
I : TFU 3 jari bawah px, pada fundus teraba 2 bagian yang lunak,
tidak melenting dan kurang bundar yang berarti bokong.
MC.
Donald : 38 cm (pada pemeriksaan leopold I)
TBJ
: (TFU-11) × 155
:
(38-11) × 155
:
4.185 gram
Leopold
II : Pada perut bagian kiri dan kanan teraba lebar dan memberikan
rintangan yang besar berarti punggung.
Leopold
III : Bagian terendah janin teraba 2 balotemen, bulat, dan keras
yang berarti kepala.
Leopold
IV : Bagian terendah sudah masuk PAP.
Auskultasi
Terdengar
2 denyut jantung janin pada 2 tempat, puctum maximum di bawah pusat
sebelah kiri dan kanan, pada janin pertama DJJ terdengar 136 ×/menit
di sebelah kiri dan pada janin kedua DJJ 140 ×/menit di sebelah
kanan.
Perkusi
Reflek
patela ada (+)
Pemeriksaan
penunjang
Pada
USG tampak 2 janin dan dua jantung yang berdenyut.
III. Assesment
Diagnosis
Kebidanan
Seorang
Ibu 24 tahun G1P0A0 UK 37 minggu intrauterin, ganda, hidup, DJJ (+)
Masalah
Tidak
ada
Kebutuhan
KIE
tentang kehamilan gemelli, KIE tentang persalinan
Diagnosis
Potensial
Kehamilan
kembar potensial terjadi eklamsi dan solusio plasenta
Masalah
Potensial
Tidak
ada
Kebutuhan
Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien
Mandiri
Tidak
ada
Kolaborasi
Tidak
ada
Merujuk
Merujuk
Ibu ke RSP Metro Jaya
IV. Planning
Memberitahukan
kepada ibu bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, keadaan ibu dan
janin saat ini baik, TD=120/80 mmHg, N=80x/menit, DJJ
kanan=140x/menit, DJJ kiri=136x/menit
Ibu
merasa lega dan tenang
Menjelaskan
kepada Ibu tanda-tanda persalinan yaitu kontaksi 3x-4x dalam 10
menit durasi 30-40 detik, keluar lendir darah, ketuban pecah. Jika
terjadi segera hubungi tenaga kesehatan terdekat.
Ibu
mengerti tanda-tanda persalinan yang dijelaskan bidan
Menjelaskan
kepada Ibu bahwa meskipun saat ini kondisi Ibu baik namun kehamilan
kembar lebih berisiko eklamsi maupun solusio plasenta yang bisa
membahayakan kondisi Ibu sendiri maupun kondisi janian.
Ibu
merasa cemas setelah mendengar penjelasan bidan
Memberikan
dukungan emosional kepada Ibu dan menjelaskan bahwa kondisi eklamsi
dan solusio plasenta bisa diantisipasi, apalagi kondisi Ibu saat ini
baik-baik saja. Menyarankan Ibu untuk tetap tenang dan banyak
beristirahat.
Ibu
merasa lebih tenang
Menjelaskan
kepada Ibu untuk mempersiapkan biaya persalinan, pakaian ganti,
kain, handuk, baju bayi, topi bayi saat persalinan.
Ibu
sudah meyiapkan biaya persalinan.
Menyarankan
kepada Ibu untuk dirujuk ke RSP Metro Jaya yang mempunyai fasilitas
PONEK dan Dokter Spesialis Kandungan.
Ibu
bersedia dirujuk ke RSP Metro Jaya.
Merujuk
Ibu dengan pendampingan ke RSP Metro Jaya.
BAB
III
DAFTAR
PUSTAKA
Mochtar
R, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi ke-2, EGC : Jakarta
Oxorn
Harry, 1996. Ilmu
Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan,
yayasan Essentia Medica : Yogyakarta
Winkjosastro
H, 1999. Ilmu
Kebidanan,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta
http://9reen.wordpress.com/2007/06/30/kehamilan-kembar/
http://info.g.excess.com/id/Askeb_%28Asuhan_Kebidanan%29/kehamilan
gemelli%29_Dalam_Kehamilan.info
http://ayurai.wordpress.com/2009/04/05/gemelli-dengan-partus-prematurus-imminens/
http://www.scribd.com/doc/19704472/KEHAMILAN-GEMELLI