Monday, April 22, 2013

INFEKSI MENULAR SEKSUAL


INFEKSI MENULAR SEKSUAL

A.     Pegertian IMS (Infeksi Menular Seksual)
Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD). Dimana pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997).
IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan seksual. IMS yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang paling terbesar diantaranya adalah AIDS, kaena mengakibatkan sepenuhnya pada kematian pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn antibiotik (Zohra dan Rahardjo, 1999).
Menurut Aprilianingrum (2002), Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis.
PMS menjadi pembicaraan yang begitu penting setelah muncul kasus penyakit AIDS yang menelan banyak korban meninggal dunia, dan sampai sekarang pengobatan yang paling manjur masih belum ditemukan. Apalagi komplikasi dari PMS (termasuk AIDS) bisa dibilang banyak dan akibatnya pun cukup fatal, antara lain :
  • kemandulan
  • kecacatan
  • gangguan kehamilan
  • kanker
  • kematian
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pola penyakit ini secara prinsip terbagi 2 faktor, yaitu : faktor medis dan faktor sosial.

B.     Penyakit yang termasuk dalam kelompok IMS
IMS ada banyak sekali jenisnya. Beberapa diantaranya yang paling penting adalah :

1.         Gonoroe (GO) atau kencing nanah
Penyakit gonoroe adalah salah satu penyakit IMS yang disebabkan oleh Neisseria Gonorhoe, tergolong bakteri diplokokus berbentuk seperti buah kopi. Masa inkubasi (waktu sebelum terjadi gejala) berkisar antara 3 sampai 5 hari setelah infeksi. Penyakit gonoroe paling banyak dijumpai dalam jajaran penyakit infeksi menular seksual namun mudah di obati, tetapi jika terlambat atau pengobatan yang kurang tepat dapat menimbulkan komplikasi yang fatal.
Infeksi gonore selama kehamilan telah diasosiasikan dengan pelvic inflammatory disease (PID). Infeksi ini sering ditemukan pada trimester pertama sebelum korion berfusi dengan desidua dan mengisi kavum uteri. Pada tahap lanjut, Neisseria gonorrhoeae diasosiasikan dengan rupture membrane yang premature, kelahiran premature, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan. Konjungtivitis gonokokol ( ophthalmia neonatorum), manifestasi terserang dari infeksi perinatal, umumnya ditransmisi selama proses persalinan. Jika tidak terapi, kondisi ini dapat mengarah pada perforasi kornea dan panoftalmitis. Infeksi neonatal yang lebih jarang termasuk meningitis sepsis diseminata dengan atritis, serta infeksi genital dan rectal.

a.         Infeksi Gonoroe pada Pria
Bentuk yang paling sering adalah uretritis gonore anterior akuta yang dalam bahasa awam disebutnya juga kencing nanah. Gejala umumnya adalah rasa gatal dan panas diujung kemaluan, rasa sakit saat kencing dan banyak kencing, diikuti pengeluaran nanah diujung kemaluan dapat bercampur darah.
Pada pemeriksaan akan dijumpai ujung kemaluan merah, membengkak, dan menonjol, diujungnya bila dipijit akan keluar nanah. Penyakit ini bila tidak mendapat pengobatan yang tepat dapat menyebar kebagian alat kelamin lainnya seperti kandung kencing, prostat sampai buah zakar dan salurannya. Dengan pengobatan yang kurang mantap, penyakit akan bersifat menahun dan menjadi sumber penularan bagi orang lain serta keluarganya.
b.         Infeksi Gonoroe pada wanita
Infeksi pertama terkena pada wanita adalah mulut rahim, apalagi bila telah terdapat perlukaan sehingga penyebarannya kebagian bawah dan bagian atas alat kelamin semakin cepat. Infeksi mulut rahim disebut servisitis yang bersamaan dengan infeksi vagina (liang senggama) trikomonas maka gejala klinisnya semakin menonjol yaitu rasa nyeri pada daerah punggung, mengeluarkan keputihan encer seperti nanah.
Pemeriksaan serviks akan tampak berwarna merah, membengkak, perlukaan, dan tertutup oleh lendir bernanah. Lendir yang dikeluarkan sangat infeksius (bersifat menginfeksi), sehingga dapat menyebarkan penyakitnya menuju liang kencing  (uretritis) dengan gejala rasa sakit saat kencing, banyak kencing dan dapt bercampur nanah, pemeriksaan mulut saluran kencing menunjukkan berwarna merah, bengkak, bila diurut keluar nanah.
ü      Jenis Tes : Pemeriksaan Nanah
ü      Penatalaksanaan
Diagnose gonore dapat dipastikan dengan menemukan N.gonorrhoeaae sebagai penyebab baik secara mikroskopik maupun kultur (biakan). Sensitivitas dan spesifitas dengan pewarnaan Gram dari sediaan serviks hanya berkisar antara 45-65%, sedangkan sensitivitas dan spesifisitas dengan kultur sebesar 85-95%. Oleh karena itu untuk infeksi gonore tanpa komplikasi  adalah pengobatan dosis tunggal. Pilihan terapi yang direkomendasikan adalah :
Ø      Terapi Gonorrhoea
-         Penisilin (banyak yang resisten)
-         Cephalosporin :
Cefixime : 400 mg single dose
Ceftriaxone : 250 mg IM single dose
Cefotaxime : 500 mg IM single dose
-         Quinolone (banyak yang resisten)
-         Spectinomisin : 2 g IM single dose

2.         Herpes Simpleks
Penyakit infeksi hubungan seksual dengan penyebab virus herpes simpleks tipe I dan II. Gejala klinisnya adalah gejala umum dalam bentuk badan panas, lelah atau cepat lelah, napsu makan berkurang. Masa manifestasinya (inkubasinya) sekitar 3 minggu. Gejala lokal pada genitalia terdapat pembentukan vesikel berkelompok diatas kulit, kulit tampak basah dan lebih merah, terdapt ulkus yang dangkal, kulit keriput (krusta), rasa nyeri yang hebat, sehingga terdapt kesukaran berjalan.
Pada pria gejala klinisnya lebih ringan, karena sering mendapat pengobatan preventif sendiri, dibandingkan pada wanita. Pengobatan lokal dengan salep yang mengandung idoksuridin sedangkan pengobatan sistemik mempergunakan preparat asiklovir yang cukup memberikan harapan kesembuhan.
Semua virus herpes memiliki ukuran dan morfologi yang sama dan semuanya melakukan replikasi pada inti sel. Herpes Simplex Virus sendiri dibagi menjadi dua tipe, yaitu Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV-1) yang menyebabkan infeksi pada alat kelamin (genital). Tetapi, bagaimanapun kedua tipe virus tersebut dapat menyebabkan penyakit dibagian tubuh manapun. HSV-1 menyebabkan munulnya gelembung berisi cairan yang terasa nyeri pada mukosa mulut, wajah dan sekitar mata. HSV-2 atau herpes genital ditularkan melalui hubungan seksual dan menyebabkan vagina terlihat seperti bercak dengan luka mungkin muncul iritasi, penurunan kesadaran yang disertai pusing, dan kekuningan pada kulit (jaundice) dan kesulitan bernapas atau kejang. Biasanya hilang dalam 2 minggu infeksi, infeksi pertama HSV adalah yang paling berat dan dimulai setelah masa inkubasi 4 - 6 hari. Gejala yang timbul meliputi nyeri, inflamasi dan kemerahan pada kulit (eritema) dan diikuti dengan pembentukan gelembung - gelembung yang berisi cairan bening yang selanutnya dapat berkembang menjadi nanah, diikuti dengan pembentukan keropeng atau kerang (scab). Setelah infeksi pertama, HSV memiliki kemampuan yang unik untuk bermigrasi sampai pada saraf sensorik tepi menuju spinal ganglia dan berdormansi sampai diaktifasi kembali. Pengaktifan virus yang berdormansi tersebut dapat disebabkan penurunan daya tahan tubuh, stres, depresi, alergi pada makanan, demam, trauma pada mukosa genital, menstruasi, kurang tidur dan sinar ultraviolet.
ü      Jenis Tes : Tes Darah
ü      Terapi Herpes Simpleks
Terapi diberikan dalam bentuk krim, pil atau secara intrevena (infus). infeksi pada ibu hamil atau ibu menyusui, janin atau anaknya maka perlu resep dokter sendiri yang perlu ada tambahan obat bagi mereka.

v     Infeksi Primer
-         Acyckivir 3x400 mg dan Acyclovir 5x200 mg oral  (7-10 hari)
-         2x1 g oral (7-10 hari)
v     Infeksi berulang/kambuhan
-         Acyclovir 2x800 mg oral (5 hari)
-         Valacyclovir 2x500 mg oral (3 hari)
v     Terapi Supresi : yang sering kambuh (> 6x/tahun)
-         Acyclovir 400 mg oral 2 kali sehari (6 bln- 1 tahun)
-         Valacyclovir 500 mg oral sekali sehari (1 tahun)

3.         Sifilis atau raja singa
Penyebab dari sifilis adalah treponema pallidum, orde spirochaetaeas. yang diserang oleh penyakit ini adalah semua organ tubuh, sehingga cairan tubuh mengandung treponema pallidum. Stadium lanjut menyerang sistem pembuluh darah dan jantung, otak dan susunan saraf. Penjalaran menuju janin yang sedang berkembang dalam rahim dapat menimbulkan kelainan bawaan janin dan infeksi dini saat persalinan.
Masa inkubasinya cukup panjang sekitar 10-90 hari dan rata-rata 3 minggu. Timbul perlukaan di tempat infeksi masuk, terdapat infitrat (pemadatan karena serbuan sel darah putih) yang selanjutnya mengelupas dan menimbulkan perlukaan dengan ciri perlukaan dengan permukaan bersih, berwarna merah, kulit sekitarnya tidak terdapat tanda radang, membengkak, dan sebagiannya, tidak terasa nyeri, perlukaan mendatar dapat berubah menjadi ulkus karena dindingnya tegak lurus kedalam, ulkus ini tidak nyeri dan disebut ulkus durum. Penyakit infeksi dapat menyebar ke daerah kelenjar getah bening regional yang berbentuk soliter artinya tidak ada pelekatan tanpa rasa nyeri, dan pergerakannya bebas.
ü      Macam-macam sifilis
A.     Sifilis primer
Dalam banyak kasus, yang jelas salah satunya gejala sifilis primer adalah rasa sakit maag di sebut chancre yang muncul dalam waktu dua sampai enam minggu setelah seseorang menjadi terinfeksi dengan T. palidum. Biasanya, ulkus muncul pada penis, vulva, vagina atau anus. Hal ini juga dapat muncul pada leher rahim. Lidah, bibir dan bagian tubuh lainnya.
B.     Sifilis sekunder
Gejala yang paling umum adalah ruam lesi kecil mirip dengan penyakit cacar (biasanya cokelat kemerah-merahan), yang kelompok telah munculnya gatal-gatal yang tidak menghasilkan. Sementara mereka dapat muncul dimana pada tubuh, gejala sifilis sekunder adalah ruam pada telapak tangan dan telapak kaki.
C.     Sifilis laten
Sifilis laten (tersembunyi)di diagnose ketika seseoranng telah dihasilkan antibody terhadap bakteri tetapi tidak memiliki gejala infeksi. Sementara orang dengan sifilis laten secara umum tidak di anggap menular (yang berarti sangat tidak mungkin untuk mengirim bakteri padaorang lain).
Sifilis laten dapat di bagi menjadi laten awal atau laten lanjut, tergantung pada beberapa lama orang itu sudah terinfeksi. Orang dengan sifilis laten lanjut (orang-orang yang tidak tahu kapan infeksi yang di peroleh) untuk memerlukan perawatan lebih agresif di bandingkan dengan infeksi laten Dini (yang telah terinfeksi kurang dari satu tahun).
D.    Sifilis neurosifilis
Hal ini terjadi ketika T.pallidum menginfeksi otak atau sumsum tulang belakang (system saraf pusat). Infeksi dapat terjadi dalam setiap tahap sifilis bias menyebabkn kerusakan neurologis yang serius, termasuk kelumpuhan, hilang sensasi fisik, buta dan tuli bertahap. Neurosifilis bisa cukup berat sehingga menyebabkan cacat permanen atau kematian.

ü      Jenis Tes : Tes Darah
ü      Terapi Sifilis
-         Penisilin
Benzatin Benzilpenisilin G: 2,4 MIU IM single dose, injeksi 2 tempat
Procain Benzilpenisilin : 600.000 unit IM sekali sehari selama 10-14 hari
-         Azitromisin : 500 mg oral sekali sehari selama 10 hari
-         Cefriaxone : 1-2 g/hari IM/IV sekali sehari selama 8-10 hari
-         Doksisiklin : 200-300 mg/hari oral selama 10-14 hari
-         Tetrasiklin : 4x500 mg selama 14 hari

4.         Kondiloma Akuminata (Kutil)
Kondiloma akuminatum (KA) adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh Human papilloma virus (HPV) yang menyerang kulit alat kelamin. KA disebut juga kutil kelamin, penyakit jengger ayam atau brondong jagung. KA ditularkan melalui sentuhan langsung, misalnya trauma pada saat hubungan seksual. Kelainan ini sering ditemukan pada dewasa muda, terbanyak pada kelompok umur 17-33 tahun, dengan frekuensi yang seimbang antara pria dan wanita.
Masa inkubasi KA sulit dipastikan, rata-rata sekitar 3 bulan. Pada wanita, lesi KA sering timbul di liang vagina, labia mayor dan minor, serta sekitar anus. Pada pria, tempat yang sering terkena adalah glans penis (topi baja), batang penis, daerah rambut kemaluan dan di buah zakar. Gambaran klinis KA berupa bintil atau benjolan sewarna daging, dengan permukaan tidak rata/berbenjol-benjol.
ü      Jenis Tes : Pemeriksaan jaringan dan tes darah
ü      Terapi Kondiloma Akuminata
~      Obat-obatan:
-       Podofilox 0,5% solution atau gel 2xsehari (3hari) diikuti 4 hari bebas terapi
-       Imiquimod 5% cream
Sekali sehari sebelum tidur 3 kali seminggu selama 16 minggu, cuci dengan sabun 6-10 jam setelah diaplikasikan.
ü      Bedah
-         Cryosurgery
-         Laser eksisi
-         Local eksisi
-         Kauterisasi

5.         Klamidia
Penyakit Klamidia tergolong dalam infeksi menular seksual (IMS) pada manusia yang disebabkan oleh bakteri Chlamidia trachomatis dapat ditularkan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal, atau oral, dan dapat mengakibatkan bayi tertular dari ibunya selama masa persalinan. Antara setengah dan tiga perempat dari semua wanita yang mengidap Klamidia pada leher rahim (cervicitis) tidak memiliki gejala dan tidak tahu bahwa mereka terinfeksi.
Pada pria, infeksi terjadi pada saluran kencing (urethritis) gejalanya : keluarnya putih dari penis dengan atau tanpa rasa sakit pada kencing (dysuria) dan menyebabkan peradangan pada daerah pernyimpanan dan kantung sperma (epididymitis).
Gejala yang kadang muncul pada wanita yaitu rasa panas terbakar pada pinggul. Jika Tanpa perawatan, Klamidia dapat menyebabkan infeksi serius reproduksi dan masalah-masalah kesehatan lainnya dengan baik jangka pendek maupun jangka panjanglamydia trachomatis, dapat merusak alat reproduksi manusia dan penyakit mata.
ü      Jenis Tes : Pemeriksaan cairan atau lendir
ü      Terapi Klamidia
-         Azitromisin : 1 g oral single dose
-         Doksisiklin : 2x100 mg selama 7 hari
-         Amoksisilin : 3x500 mg oral selama 7 hari
-         Eritromisin : 4x500mg oral selama 7 hari
-         Clarithromisin: 2x250 mg oral selama 7 hari
-         Quinolone :
Levofloksasin : 1x500 mg oral selama 7 hari
Ofloksasin : 2x200 mg oral selama 7 hari

6.         Ulkus Mole (Chancroid) Disebabkan oleh bakteri Hemophilus ducreyi.
Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain :
o       Luka lebih dari diameter 2 cm
o       Cekung, pinggirnya tidak teratur
o       Keluar nanah dan rasa nyeri
o       Biasanya hanya pada salah satu sisi alat kelamin
o       Sering (50%) disertai pembengkakan kelenjar getah bening di lipat paha berwarna kemerahan (bubo) yang bila pecah akan bernanah dan nyeri.
o       Komplikasi yang mungkin terjadi : kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan penularan infeksi HIV.Tes laboratorium untuk mendeteksinya dengan pewarnaan Gram dan Biakan agar selama seminggu.

7.         Hepatitis
Hepatitis diindikasi sebagai salah satu penyakit akibat infeksi virus DNA (hepatitisB) atau RNA (hepatitis C) yang terjadi pada (organ) hati, yang menyebabkan perasangan pada sel hati dengan segala akibatnya. Terdeteksi adanya hepatitis virus ABCDEF, namun yang berkaitan dengan PMS adalah B dan C.
Memiliki masa inkubasi antara 45-160 hari dan mengenai pada seluruh usia. Gejala yang muncul meliputi: lelah, kerongkongan terasa pahit, sakit kepala, diare, nafsu makan menurun, otot pegal-pegal dan sakit perut, demam tinggi serta vomitus.
a.         Hepatitis C
Gejala biasanya baru muncul 10-15 tahun setelah terinfeksi. Gejala yang muncul antara lain:lelah, mual, kehilangan nafsu makan,vomitus, sakit perut, otot terasa pegal, demam, diare dan sakit kuning.
~      Cara Penularan
Mediasi penularan hepatitis C yang utama adalah melalui pemakaian jarum suntik yang tidak disposible. Namun virus ini juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual dengan proporsi yang lebih rendah (yakni dengan pemaparan antara darah wanita menstruasi yang melakukan hubungan seks dengan perlukaan akibat hepatitis pada pria pasangannya). Untuk mendeteksi, pemeriksaan anti-hepatitis C virus ditegakkan.
ü      Pemeriksaan darah sebagai pemeriksaan lab tambahan.
        Obat-obatan untuk penderita hepatitis C kronis saat ini telah tersedia, sayangnya terbukti tidak selalu efektif dan punta efek samping. Gejala terburuk adalah kerusakan hati yang serius. Menghidari pemaparan spesimen tubuh dan kontak langsung dengan penderita. Hidup sehat dan teratur sebagai alternatif bijak untuk menghindarinya.
b.         Hepatitis B
HbsAg+ berperan menyebarkan virus melalui cairan yang sudah terinfeksi, antara lain: air mani, darah, cairan vagina ataupun ludah masuk ke tubuh manusia melalui luka yang terbuka dan bagian tubuh yang memungkinkan untuk infeksi bakteri.

ü      Tes (diagnosa) HbsAg telah ditemukan hampir pada spesimen tubuh yang terinfeksi, yaitu: darah,  semen, saliva, air mata, ascites, ASI dan urine penderita.
ü      Terapi untuk penderita virus ini: asimptomatis, interferon.
Istirahat, menghindari stres, tidak melakukan aktivitas berat dan memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi yang seimbang. Selain itu kurangi dan hindari kebiasaan merokok dan alkoholik. Antibodi virus ini bersifat seumur hidup setelah penderita terjangkit, namun masih mungkin terinfeksi hepatitis C. Komplikasi sebagai penyebab utama hepatitis akut,kronik, serosis bahkan kanker hati.
ü      Pencegahan
Vaksin yang aman dan adekuat telah tersedia. Pemberiannya dilakukan 3 kali penyuntikan selama 6 bulan berturut-turut dan semuanya dilakukan di bahu. Hindari sebisa mungkin untuk tidak terpapar spesimen penderita.

8.         HIV/AIDS
HIV ada singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya atau melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia.Virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan tubuh kita untuk berkembang biak. Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS) muncul setelah HIV menyerang sistem kekebalan tubuh kita selam lima hingga sepuluh tahun atau lebih. penyabab AIDS adalah lymphadenopaty associated virus (LAV),human T cell leucemia virus III (HTLV III), human T cell lymphotrophic virus. Berntuk virus ini selalu berubah-ubah sehingga sulit dibuat vaksin dan obat yang dapat menyembuhkan. HIV berkembang dari infeksi menjadi suatu penyakit yang mengancam jiwa manusia, yaitu Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), dalam 4 fase berikut :
Fase1:
Fase ini dimulai tepat setelah infeksi dan berlangsung selama beberapa minggu. Fase 1 ini ditandai dengan perasaan “tidak enak badan” seperti flu, meski pada 20% penderita terjadi flu yang parah. Tes HIV yang dilakukan pada fase ini mungkin menunjukkan bahwa anda tidak terinfeksi HIV.

Fase 2:
Fase ini adalah tahap yang terpanjang diantara keempat fase lainnya, bahkan dapat berlangsung hingga sepuluh tahun. Selama fase ini hampir tidak ada gejala serta penderita terlihat dan merasa sehat-sehat saja. Padahal sebenarnya, pada fase inilah virus sedang berkembang. Pelan-pelan HIV menghancurkan sel-sel CD4 dalam darah, yang berjumlah banyak sekali untuk melawan penyakit. Semakin sedikit sel CD4 yang anda miliki, sistem kekebalan tubuh anda semakin melemah dan anda akan semakin sulit untuk menghindari penyakit. Memang tubuh akan melawan dengan cara mengganti sel CD4 yang rusak atau hilang dengan yang baru sebanyak mungkin, tetapi selalu kalah cepat dibanding dengan pembiakan HIV dalam tubuh anda. Untuk membantu tubuh dalam memerangi HIV ini, para peneliti telah mengembangkan obat-obatan antivirus yang bisa dikonsumsi orang-orang dengan HIV.
Fase 3 :
Fase ini dimulai ketika sel CD4 dalam tubuh sudah dikuasai virus yang pada tahap ini sudah banyak sekalidalam darah. Ketika sistem kekebalan tubuh sudah gagal, penyakitpun mulai menyerang. Penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang biasanya dapat dilawan sistem kekebalan tubh dengan mudah, ironisnya penyakit inilah yang mnguasai dan mengendalikan tubuh yang terinfeksi HIV dan gejala penyakitpun berkembang. Pada awalnya gejala-gejala ini ringan, misalnya : lelah, diare, infeksi jamur, demam, berat badan terus menurun, berkeringat pada malam hari, pembengkakan kelenjar limpa, infeksi pada sekitar area mulut, atau batuk yang terus-menerus. Tetapi seiring dengan semakin melemahnya sistem kekebalan, gejala-gejala ini semakin parah.
 Fase 4 :
Ketika gejala-gejala penyakit (seperti tuberculosis atau cancer) menjadi semakin parah, selanjutnya penderita didiagnosis menderita AIDS. Pada fase ini obat-obatan antivirus hanya bisa memperlambat perkembangan vir
Cara penularannya terutama melalui hubungan seksual dan darah dengan memakai jarum suntik atau transfusi darah.  gejala yang dapat muncul adalah :
1.      membesarnya kelenjar getah bening
2.      Panas badan sekitar 38oC yang hilang timbul lebih dari 3 bulan, tampa diketahui sebabnya terutama malam hari.
3.      Berat badan menurun lebih dari 10%
4.      Napsu makan berkurang
5.      Dapat disertai diare (sering buang air bersar yang encer
ü      jenis tes :
~      Tes darah Untuk mendeteksi virus HIV : Elisa dan western blood
~      Tes melalui spesimen saliva / ludah (Tes Oral)

C.     CARA PENULARAN IMS
IMS menular melalui hubungan seks yang tidak aman, yang dimaksudkan dengan tidak aman adalah :
·     Hubungan seks lewat liang senggama tanpa kondom (zakar masuk ke vagina atau liang senggama).
·     Hubungan seks lewat dubur tanpa kondom (zakar masuk ke dubur)
·     Seks oral (zakar dimasukkan ke mulut tanpa zakar ditutupi kondom)

D.    CARA MENCEGAH IMS
Pencegahan Penularan lewat seks :
ü     Absen dari seks atau tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak ada cairan kelamin yang masuk kedalam tubuh. Ini sama dengan pantang seks atau puasa seks saat jauh dari pasangan.
ü     Berlaku saling setia atau berhubungan hanya dengan seorang yang dipastikan hanya berhubungan seks dengan kita saja kalau sudah menikah atau kita tidak bisa berpantang sek.
ü     Cegah infeksi degan menggunakan kondom sewaktu berhubungan seks. Bila kita dapat memastikan kesetiaan pasangan kita atau tidak tau apakan dia pernah menerima transfusi darah, tato, suntikan, dengan jarum yang tidak steril. Juga bila kita tidak bisa setia kepada pasangan kita gunakan kondom untuk berhubungan seks baik lewat liang senggama, lewat mulut atau lubang dubur.

No comments:

Post a Comment